DASAR
DASAR PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Oleh :
Muhammad
Nu’man
Nanik
Fitriyah Wahyuni
Fathimatul
Fitriyah
Dosen Pembimbing
:
Ainul Halim, M.Pd.I
Program
Studi Pendidikan Agama Islam
Semester
3 / B
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM ( STAI ) QOMARUDDIN
SAMPURNAN BUNGAH GRESIK
TAHUN 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap usaha, kegiatan, tindakan yang disengaja untuk
mencapai tujuan haruslah mempunyai dasar atau landasan sebagai tempat berpijak
yang baik dan kuat. Demikian juga dengan proses pendidikan, sebagai aktivitas
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian, tentunya
pendidikan Islam memerlukan landasan kerja yang berfungsi sebagai pegangan
langkah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang menentukan arah usaha
tersebut. Maka tentunya pendidikan Islam memerlukan landasan kerja untuk
memberikan arah bagi programnya. Sebab adanya dasar pendidikan berfungsi
sebagai jalan menuju arah dari usaha tersebut.
Pendidikan Islam merupakan
pengembangan pikiran, penataan perilaku, pengaturan emosional, hubungan peranan
manusia dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia
sehingga mampu meraih tujuan kehidupan sekaligus mengupayakan perwujudannya.
Seluruh ide tersebut telah tergambar secara utuh dalam dalam suatu konsep dasar
yang kokoh. Islam pun telah menawarkan konsep akidah yang wajib diimani agar
dalam diri manusia tertanam perasaan yang mendorongnya pada perilaku normatif
yang mengacu pada syariat Islam. Perilaku yang dimaksud adalah penghambaan
manusia berdasarkan pemahaman atas tujuan penciptaan manusia itu.
Aspek keimanan dan keyakinan
menjadi landasan aqidah yang mengakar dan integral serta menjadi motivator yang
menggugah manusia untuk berpandangan ke depan serta optimis, sungguh-sungguh
dan kesadaran. Sudah barang tentu kesemuanya ini berdasarkan pada suatu sumber
pokok yaitu Al-Qur’an dan Hadis.
Pendidikan Islam di Indonesia
merupakan warisan peradaban Islam dan sekaligus aset bagi pembangunan
pendidikan nasional. Sebagai warisan, ia merupakan amanat sejarah untuk
dipelihara dan dikembangkan oleh ummat Islam dari masa ke masa. Sedangkan
sebagai aset, pendidikan Islam yang tersebar di berbagai wilayah ini membuka
kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menata dan mengelolanya, sesuai dengan
sistem pendidikan nasional (Rahim 2001, hlm. 3). Dalam kedua perspektif di
atas, pendidikan Islam di Indonesia selalu menjadi lahan pengabdian kaum
muslimin dan sekaligus menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.
Pendidikan Islam di Indonesia secara
garis besar terbagi ke dalam dua tingkatan; makro dan mikro. Pada level yang
pertama, pendidikan Islam bersentuhan dengan sistem pendidikan nasional dan
faktor-faktor eksternal lain. Sedangkan pada level yang kedua, pendidikan Islam
dihadapkan pada tuntutan atau proses pendidikan yang efektif sehingga
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Berbagai
persoalan dari kedua level di atas pada prinsipnya mendorong adanya perubahan
arah pendidikan Islam mengingat tantangan kontemporer dan tantangan masa depan
yang berbeda dengan tantangan masa lalu.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Dasar – dasar pendidikan Islam ?
2.
Apa Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam Di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk Menjelaskan tentang dasar – dasar pendidikan Islam.
2.
Untuk menjelaskan tentang dasar pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Dasar – dasar
Pendidikan Islam
1.
Pengertian Dasar Ilmu Pendidikan Islam
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “dasar” berarti: 1.alas; fundamen 2. pokok
atau pangkal suatu pendapat (ajaran, aturan); asas 3.lapisan yang paling bawah.
Oleh karena itu, dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar
adalah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai
landasan untuk berdirinya sesuatu.
Istilah
pendidikan berasal dari kata “didik” yang telah mendapat prefiks “pe” dan
sufiks “an” mengandung arti “proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.”4
Sedangkan
kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang berarti selamat (jalannya
orang-orang yang diberi petunjuk). Al-Jurjani mendefinisikan Islam sebagai
“rasa ketundukan dan kepatuhan terhadap semua ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW.”5 Islam adalah agama yang paling
benar di sisi Allah, yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadis.
Dengan
demikian, dasar pendidikan Islam berarti landasan yang digunakan dalam
melakukan proses pendewasaan anak didik; baik pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis.
2. Macam - macam Dasar Ilmu Pendidikan Islam
Berbicara
tentang dasar ilmu pendidikan Islam berarti juga berbicara tentang kitab suci
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Karena semua aspek kehidupan yang terkandung di
dalam ajaran Islam berasaskan kepada kedua sumber pokok, yaitu Al-Qur’an dan
Hadis. Kedua dasar ini kemudian dikembangkan sesuai dengan pemahaman para
ulama, baik dalam bentuk qiyas syar’i, ijma yang diakui, ijtihad, dan
tafsir yang benar dalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh dan terpadu;
tentang jagat raya, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusiaan,
dan akhlak dengan merujuk kepada sumber asal (Al-Qur’an dan Hadis) sebagai
sumber utama.
Alasan
bahwa pendidikan Islam bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis adalah berdasarkan
firman Allah:
Artinya: “...Barang siapa yang
tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.” (QS. al-Maaidah: 44 )
Ayat tersebut
dengan tegas mengatakan bahwa dasar hukum yang dapat dijadikan sebagai sumber
rujukan dalam mengambil segala kebijakan, termasuk bidang pendidikan adalah
Al-Qur’an.
Said
Ismail Ali, sebagaimana dikutip oleh Hasan Langgulung menyebutkan bahwa dasar Ideal
pendidikan Islam terdiri dari enam macam, yaitu: Al-Qur’an, Hadis,
kata-kata sahabat, kemaslahatan umat, nilai-nilai dan adat kebiasaan
masyarakat, serta hasil pemikiran para intelektual muslim. Berikut
ini akan dijelaskan dasar-dasar yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
a). Al-Qur’an
Bagi
setiap umat yang memeluk Islam sebagai agamanya dianugerahkan oleh Allah sebuah
kitab suci Al-Qur’an yang komprehensif menjelaskan pokok-pokok ajaran
yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah barang
tentu dasar pendidikan sebagai bagian dari aspek kehidupan manusia adalah
bersumber kepada Al-Qur’an.
Nabi
Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa awal pertumbuhan Islam telah
menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam di samping Sunnah beliau sendiri. Kedudukan
Al-Qur’an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat - ayat
lain, di samping ayat yang telah disebutkan sebelumnya.
Sehubungan
dengan masalah ini, Muhammad Fadhil Al-Jamali menyatakan sebagai berikut: “Pada
hakikatnya Al-Qur’an itu merupakan perbendaharaan yang besar untuk kebudayaan
manusia, terutama bidang kerohanian. Al-Qur’an pada umumnya merupakan kitab
pendidikan kemasyarakatan, moral (akhlak), dan spiritual (kerohanian). Begitu
pula halnya, Al-Nadwi, sebagaimana dikutip Ramayulis, mempertegas dengan
menyatakan bahwa: “Pendidikan dan pengajaran umat Islam itu haruslah bersumber
kepada aqidah Islamiyah. Sekiranya pendidikan umat Islam itu tidak didasarkan
kepada aqidah yang bersumberkan Al-Qur’an dan Hadis, maka pendidikan itu
bukanlah pendidikan Islam, tetapi pendidikan asing.”
Islam
memiliki objek keyakinan yang jelas karena disajikan secara memuaskan lewat
Al-Qur’an yang dengannya manusia akan menyaksikan realitas sebagai bahan
perenungan serta mengantarkan manusia pada pengetahuan tentang kekuasaan dan
keesaan Allah sesuai dengan tabiat psikologis dan fitrah keagamaan manusia.
Jika seseorang merenungkan firman Allah, maka ia akan menemukan bahwa Al-Qur’an
menjadikan dirinya sebagai bahan renungan sehingga ia mampu melihat bagaimana
Allah menciptakan dirinya dari segumpal darah, mengajarinya membaca, menulis,
atau mendayagunakan alam semesta dan dapat dididik.
Kelebihan
Al-Qur’an di antaranya, terletak pada metode yang menakjubkan dan unik sehingga
dalam konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, Al-Qur’an mampu
menciptakan individu yang beriman dan senantiasa mengesakan Allah serta
mengimani hari akhir. Al-Qur’an mengawali konsep pendidikannya dari hal yang
sifatnya konkret, seperti hujan, angin, tumbuh-tumbuhan, guntur atau kilat
menuju hal yang abstrak, seperti keberadaan, kebesaran, kekuasaan dan berbagai
sifat kesempurnaan Allah.
b). Sunnah
Setelah
Al-Qur’an, pendidikan Islam menjadikan Sunnah Rasulullah SAW sebagai dasar dan
sumber kurikulumnya. Secara harfiah, Sunnah berarti jalan, metode dan program.
Pada hakikatnya, keberadaan Sunnah ditujukan untuk mewujudkan dua sasaran,
yaitu:
1.
Menjelaskan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an
2. Menjelaskan syariat dan pola perilaku,
Dalam
dunia pendidikan Sunnah mempunyai 2 manfaat pokok; pertama,
Sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan Islam sesuai dengan
konsep Al-Qur’an serta lebih memerinci penjelasan dalam Al-Qur’an. Kedua,
Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan.
Misalnya, kita dapat menjadikan kehidupan Rasulullah SAW dengan para sahabat
maupun anak-anaknya sebagai sarana penanaman keimanan. Rasulullah adalah sosok
pendidik yang agung dan pemilik metode pendidikan yang unik. Beliau sangat
memperhatikan manusia sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan kemampuan
akalnya, terutama jika beliau berbicara dengan anak-anak.
C). Perkataan Para Sahabat (Qaul
al-Shahabah)
Pada masa Khulafa’
al-Rasyidin, sumber pendidikan dalam Islam sudah mengalami perkembangan.
Selain Al-Qur’an dan Sunnah juga perkataan, sikap, dan perbuatan para
sahabat. Perkataan mereka dapat dipegangi karena Allah sendiri dalam Al-Qur’an
memberi pernyataan:
Artinya: “Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin
dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menjadikan bagi
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS.
Al-Taubah: 100)
Di antara perkataan sahabat yang dapat
dijadikan sebagai dasar pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.
Perkataan Abu Bakar setelah dibai’at menjadi khalifah, ia mengucapkan pidato
sebagai berikut “Hai manusia saya
telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang
terbaik di antara kamu. Jika aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutilah aku.
Tapi jika aku berbuat salah, betulkanlah aku, orang yang kamu pandang kuat, aku
pandang lemah sehingga aku dapat mengambil hak darinya, sedangkan orang
yang kamu pandang lemah, aku pandang kuat sehingga aku dapat mengembalikan
haknya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, tetapi jika aku tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya, kamu tidak
perlu taat kepadaku.
2.
Umar bin Khattab terkenal dengan sifat jujur, adil, dan cakap serta berjiwa
demokratis yang dapat dijadikan panutan masyarakat. Sifat-sifat Umar disaksikan
dan dirasakan sendiri oleh masyarakat pada masa itu. Sifat-sifat seperti ini
sangat perlu dimiliki oleh seseorang pendidik karena di dalamnya terkandung
nilai-nilai paedagogis yang tinggi dan teladan yang baik yang harus
ditiru.
Muhammad
Salih Samak, sebagaimana dikutip Ramayulis, menyatakan bahwa contoh
teladan yang baik dan cara guru memperbaiki pelajarannya, serta kepercayaan
yang penuh terhadap tugas, kerja, akhlak, dan agama adalah kesan yang baik
untuk sampai kepada mutlamat pendidikan agama
d). Ijtihad
Karena
Al-Qur’an dan Hadits banyak mengandung arti umum, maka para ahli hukum Islam,
menggunakan ijtihad untuk menetapkan hukum tersebut. Ijtihad ini terasa sekali
kebutuhannya setelah wafatnya Nabi SAW dan beranjaknya Islam mulai ke luar
tanah Arab.
Para
fuqaha mengartikan ijtihad dengan berfikir menggunakan seluruh ilmu yang
dimiliki oleh ilmuan syari’ah Islam, dalam hal-hal yang belum ditegaskan
hukumnya oleh Al-Qur’an dan Hadis dengan syarat-syarat tertentu. Ijtihad dapat
dilakukan dengan Ijma’, Qiyas, Istihsan, dan lain-lain.
Ijtihad di
bidang pendidikan ternyata semakin perlu sebab ajaran Islam yang terdapat dalam
Al-Qur’an dan Hadis bersifat pokok-pokok dan prinsipnya saja. Bila ternyata ada
yang agak terinci, maka rinciannya itu merupakan contoh Islam dalam menerapkan
prinsip itu. Sejak diturunkan ajaran Islam sampai wafatnya Nabi Muhammad SAW,
Islam telah tumbuh dan berkembang melalui ijtihad yang dituntut oleh perubahan
situasi dan kondisi sosial yang tumbuh dan berkembang pula.
e). Kemasyarakatan
Masyarakat
mempunyai andil yang sangat besar terhadap pendidikan anak-anak. Masyarakat
merupakan penyuruh kebaikan dan pelarang kemungkaran, dan masyarakat pun dapat
melakukan pembinaan melalui pengisolasian, pemboikotan, pemutus hubungan
kemasyarakatan. Atas izin Allah, Rasulullah SAW menjadikan masyarakat sebagai
sarana membina umat Islam yang tidak mau terlibat dalam peperangan. Beliau
menyuruh para sahabat untuk memutuskan hubungan dengan beberapa orang (tiga orang)
yang tidak mau terlibat dalam kegiatan keprajuritan. Pembinaan melalui tekanan
masyarakat yang tujuannya jelas untuk kebaikan, merupakan sarana yang paling
efektif.
Pendidikan
kemasyarakatan dapat dilakukan melalui kerja sama yang utuh karena bagaimanapun
masyarakat muslim adalah masyarakat yang satu padu, atau dengan kata lain
pendidikan kemasyarakatan bertumpu pada landasan afeksi kemasyarakatan,
khususnya rasa saling mencintai.
B.
Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia
Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Indonesia untuk sekolah umum mempunyai dasar- dasar
yang cukup kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari segi yaitu: yuridis, Hukum,
Religius, dan Sosial psychologis.
1. Dasar Yuridis.
Yaitu:
dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam yang bersumber dari peraturan
perundang-undangan yang secara langsung ataupun secara tidak langsung dapat
dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah-sekolah atau
pun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.
2. Dasar ideal
Yaitu:
dasar yang bersumber dari falsafah Negara Pancasila, dimana sila pertama adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa
Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus
beragama. Di dalam ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang P.4 (Eka Prasetia
Pancakarsa) disebutkan bahwa:
Dengan
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia
percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dam
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Dasar Religius
Yaitu :
dasar pelaksanaan pendidikan agama yang bersumber dari ajaran agama, dalam hal
ini ajaran agama Islam. Dimana dasar utama Pendidikan Agama Islam adalah
Al-qur’an yang menjadi pedoman utama hidup manusia dan tidak diragukan lagi
akan kebenarannya, dan dasar yang kedua adalah Al- Hadist/ Sunnah Rasulullah
SAW.
Dari
dasar-dasar yang termaktub di dalam Al-quran dan Al-Hadist dapat diartikan
bahwa agama Islam mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan Pendidikan Agama
Islam bagi dirinya ataupun bagi orang lain agar agama Islam tersebut dapat
tetap eksis di atas bumi ini. Dan perintah pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
tersebut merupakan perintah dari Allah SWT.
4. Dasar social
Dalam
kehidupan sehari-hari membutuhkan kepada bimbingan dan petunjuk yang benar,
yang bernilai mutlak untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di alam sesudah mati.
Suatu yang mutlak pula, yaitu Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam. Untuk itulah
yang bersifat pengasih dan penyayang memberikan suatu anugrah kepada manusia
yang beragama.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan
agama Islam saat ini, adalah bagaimana teknik penyampaian materi pelajaran
agama tersebut kepada peserta didik sehingga memperoleh hasil semaksimal
mungkin. Apabila kita perhatikan dalam proses perkembangan Pendidikan Agama
Islam, salah satu kendala yang paling menonjol dalam pelaksanaan pendidikan
agama ialah masalah metodologi. Metode merupakan bagian yang sangat penting dan
tidak terpisahkan dari semua komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan,
materi, evaluasi, situasi dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
Pendidikan Agama diperlukan suatu pengetahuan tentang metodologi Pendidikan
Agama, dengan tujuan agar setiap pendidik agama dapat memperoleh pengertian dan
kemampuan sebagai pendidik yang professional
Penggunaan metode yang tepat akan membuat proses
pendidikan akan berjalan dengan baik dan menyenangkan, Metode yang baik adalah
metode yang dapat memahami anak baik dari segi psikologis maupun pa pedogogis
atau pun aspek lainnya yang terus di olah dan di kembangkan.Agar proses
pendidikan dapat berjalan dengan menyenangkan setiap pendidik harus dapat
menciptakan suatu kondiisi yang memudahkan pencapaian tujuan dari pendidikan
tersebut, melalui motifasi ataupun menarik minat peserta didik. Karena yang
harus mencapai tujuan itu siswa, maka ia harus berminat untuk mencapai tujuan
tersebut. Untuk menarik minat itulah seorang guru harus menguasai dan
menerapkan metodologi pembelajaran yang sesuai.
Metodologi merupakan upaya sistematis untuk mencapai
tujuan, oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri.
Tujuan harus dirumuskan dengan sejelas-jelasnya sebelum seseorang menentukan
dan memilih metode pembelajaran yang akan dipergunakan. Karena kekaburan dalam
tujuan yang akan dicapai, menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan
metode yang tepat. Setiap mata pelajaran memiliki kekhususan-kekhususan
tersendiri dalam bahan atau materi pelajaran, baik sifat maupun tujuan,
sehingga metode yang digunakan pun berlainan antara satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran lainnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Dasar – dasar pendidikan Islam (
Ismail Ali ) :
- Al Quran
Al-Qur’an
yang komprehensif menjelaskan pokok-pokok ajaran yang meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah barang tentu dasar pendidikan sebagai
bagian dari aspek kehidupan manusia adalah bersumber kepada Al-Qur’an.
-
Sunnah
Dalam
dunia pendidikan Sunnah mempunyai 2 manfaat pokok; pertama,
Sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan Islam sesuai dengan
konsep Al-Qur’an serta lebih memerinci penjelasan dalam Al-Qur’an. Kedua,
Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan
-
Perkataan Para
Sahabat
-
Ijtihad
-
Masyarakat
2.
Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia :
- Dasar Yuridis ( Undang – Undang )
- Dasar Ideal ( Falsafah Negara Pancasila, Sila
Pertama )
- Dasar Religius ( Agama Islam )
- Dasar Sosial ( Hubungan Masyarakat )
B. Saran
1.Sebagai seorang mahasiswa/i PAI tentunya harus
mengetahui tentang dasar – dasar pendidikan Islam, karena itu merupakan nilai
atau landasan yang nantinya menjadi
pegangan saat terjun di Dunia pendidikan . Maka dari itu disaranka agar teman – teman mahasiswa/i memahami berbagai wacana dan referensi
mengenai hal-hal semacam ini dengan tujuan untuk menunjang keilmuannya dan juga
menunjang kefahamannya terhadap Ilmu Pendidikan Islam.
2.Selain itu sebagai mahasiswa/i STAI QOMARUDDIN
yang merupakan warga Negara Indonesia, kita harus tetap menjunjung tinggi nilai
atau dasar – dasar umum Pancasila dan
Undang-undang Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
http//makalahpendidikanperpustakaan.blogspot.com
http://www.dhanay.co.cc/2009/11/ktsp-kurikulum-tingkat-satuan.html
http://www.balitbang.depdiknas.go.id.
http://www.balitbang.depdiknas.go.id.
Ramayulis, 2004, Ilmu
Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Cet ke-4, Jakarta (
Online )
Zakiyah Darajat, dkk,
1996, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta (
Online )
Zuhairini,
etl, 1992, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara,cet. I, Jakarta. ( Online )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar